By Mu'ammal Hamaidy
Senin, 29 September 2009
Syawalan, dari kata Syawal, nama bulan sesudah Ramadhan, ialah amalan yang dilakukan di bulan Syawal, jelasnya puasa enam hari di bulan Syawal. Orang Jawa menyebutnya 'nyawal'. Puasa ini dibandingkan dengan puasa-puasa sunat lainnya mempunyai sedikit keunikan, yaitu bisa menyempurnakan nilai puasa Ramadhan menjadi setahun penuh. Sebagaimana disabdakan baginda Rasulullah saw, ''Siapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti puasa enam hari di bulan Syawal, maka (nilainya) sama dengan puasa setahun penuh,'' (HR Muslim).
Di samping itu, puasa Syawal dapat menutup berbagai kekurangan dalam puasa Ramadhan, sebagaimana umumnya amalan-amalan sunat. Ini ditegaskan dalam sebuah hadis, ''Pertama-tama amalan manusia yang akan dihisab oleh Allah di hari kiamat ialah shalatnya. Tuhan berkata kepada malaikat-Nya, padahal Dia Maha Tahu, 'Lihatlah shalat hamba-Ku, apakah sudah sempurna ataukah masih ada kekurangannya? Kalau sudah sempurna maka tulislah ''sempurna'', dan kalau ada kekurangnnya barang sedikit, maka lihatlah apakah dia mempunyai cadangan sunat. Kalau ada, sempurnakanlah kekurangannya itu dengan cadangan sunatnya tadi. Setelah itu, semua amal akan diambil (diperhitungkan) dengan perhitungan seperti ini'.'' (HR Abu Dawud).
Hadis di atas sekalipun berbicara dalam konteks shalat, tetapi karena diakhiri dengan ''kemudian semua amal akan diambil/diperhitungkan dengan perhitungan seperti ini'', maka oleh para ulama fikih dijadikan acuan bahwa semua amalan wajib dalam Islam akan diperiksa dengan standar nilai dasar, kemudian jika ada kekurangannya akan ditutup dengan pahala amalan sunat.
Sayid Sabiq, dalam Fiqhus Sunnah, mengatakan, ''Disyari'atkannya amalan sunat adalah untuk menutupi kekurangan yang barangkali ada dalam amalan wajib.'' (Juz I, hlm 153). Justru itu dalam semua amalan wajib pasti di sana ada amalan sunatnya. Sehingga, dalam daftar ibadah wajib pasti akan kita jumpai ibadah sunat, misalnya: Shalat wajib juga shalat sunat, puasa wajib juga puasa sunat, haji wajib juga haji sunat, zakat wajib juga sedekah sunat, dsb.
Dari segi lain, amalan sunat juga dapat mengangkat derajat ke posisi yang lebih baik bagi orang-orang yang amalan wajibnya sudah sempurna, sebagai penghargaan Allah untuk hamba-Nya yang muttaqin.
Dilihat dari segi ini, maka puasa enam hari di bulan Syawal (syawalan) mempunyai tiga fungsi: melipatkan pahala, menggenapi kekurangan, dan menempatkan seseorang pada posisi lebih tinggi. Dan, kalau kita kaitkan dengan tujuan puasa serta makna Id adalah peningkatan takwa, maka puasa enam hari Syawal merupakan indikator ketakwaan. Dan, kalau kita kaitkan dengan arti Syawal, yaitu 'bangkit', maka puasa enam hari Syawal adalah indikator kebangkitan dalam mengemban misi agama, yang dalam pelaksanaannya tidak 'pilah' dan 'pilih'. Semuanya akan dilaksanakan dengan tuntas.
Kini, Syawal masih beberapa hari lagi, sementara pelaksanaan nyawal tidak harus langsung sesudah Id dan berturut-turut. Mari kita lipatkan pahala, tutup kekurangan dan raih posisi yang tinggi. ahi