Matthieu Cioccocini: Hidayah itu Datang Lewat Sepak Bola

image REPUBLIKA.CO.ID, Islam hadir kepada Matthieu Cioccocini melalui indahnya persahabatan di lapangan bola. Anak muda ini lahir di Prancis. Kini ia kuliah di universitas Victoria Wellington, Selandia Baru.

Ia sangat berterimaksih kepada kawan kuliahnya dari Maroko, Turki, Aljazair dan Tunisia atas hidayah yang kini telah diterima. Sebagai seorang anak kos, Matthieu banyak bergaul dengan para pemuda dari negara Islam itu. Matthieu adalah satu-satunya orang Prancis yang tinggal bersama. “Kami sering main sepak bola bersama,” ujarnya.

Ia dibesarkan dari ayah yang tidak percaya Tuhan dan ibu penganut Katolik. “Ibu juga jarang ke gereja, jadi saya tidak pernah mendapatkan pegenalan tentang agama semasa kecil,” katanya.

Ia mengetahui Islam lebih banyak ketika bermain sepakbola besama salah satu lembaga dakwah Islam. Fi sabillillah nama lembaganya. Saat waktu istirahat sehabis bermain bola tiba, mereka selalu mendiskusikan tentang Islam dan dari sanalah Cioccocini mulai tertarik dengan Islam.

Melihat ketertarikan Matthieu, salah seorang pengurus Fi Sabilillah mengajaknya ke masjid untuk mengaji. Tanpa banyak pikir panjang, memutuskan untuk ikut berdoa. Ia pun meminta pada kawan-kawannya untuk bercerita lebih banyak lagi tentang Islam. ”Saya ingin terlibat lebih banyak dalam agama ini,” begitu katanya.

Selama mempelajari Islam, ia menemukan banyak hal yang mengejutkan. Ia begitu terkesan melihat orang-orang berpuasa di siang hari di bulan Ramadhan selama satu bulan. Ia heran bagaimana mungkin seseorang bisa menahan tidak makan dan minum tapi masih bisa beraktivitas seperti biasa.

Ia juga melihat hal yang begitu mengagumkan saat hari raya Idul Fitri. “Akhirnya saya memutuskan untuk belajar tentang agama ini," tuturnya. Hingga akhirnya ia pun beralih memeluk Islam.

Ketika ia menceritakan telah berpindah agama, ia terkejut orang tuanya menerima dengan tangan terbuka “Mereka mengangap saya sebagai bagian dari keluarga mereka. Itu sangat menarik. Tak ada pertentangan,” katanya.

Mereka mmebiarkan Matthieu untuk memilih apa saja yang ia yakini. Mereka justru menginginkan Matthieu untuk tinggal di masjid saja supaya hidupnya lebih aman. “Walaupun buikan muslim, mereka mengucapkan selamat karena telah menemukan Islam”.

Islam adalah obat

Menemukan Islam, baginya seperti memperoleh obat. Misalnya di penjara, ia melihat orang-orang yang berusaha menemukan Islam berhasil menjadi orang yang baik. Mereka yang mengalami kecanduan obat-obatan terlarang, alkohol, tak berhasil mengentaskan diri kecuali dengan Islam. Matthieu menyaksikan agama itu membuat mereka kembali murni. “Allah adalah dokter yang paling indah jika berhasil menemukannya,” ujarnya.

Islam telah mengajarkannya untuk bertindak dan meeperoleh pengetahuan. Kadang ia menyayangkan melihat temannya belum menemukan ketertarikan untuk menjadi seorang Muslim. Mereka justru kecanduan obat bahkan melakukan seks bebas. “Untungnya saya menemukan Islam dan membantu banyak hal dalam kehidupan saya,” katanya.

Ia bersyukur tidak mengalami masalah apapaun menjadi muslim dan menjadi warga negara Prancis. Ia mengakui di Eropa saat ini orang takut akan perkembangan Islam disana. Namun banyak pula orang Eropa yang mencoba masuk Islam.

Di Prancis, antara bisnis, agama dan negara dipisahkan seghingga sangat sulit bagi anak perempuan unuk memakai jilbab di sekolah. Bagi mereka yang sudah berkuliah, kini diperbolehkan memakai jilbab di kampus.

Orang Prancis yang pada umumnya menganggap apa yang dikatakan media tentang islam bahwa muslim adalah teroris dan poligamis itu, menurut dia tidak terjadi sama sekali.

Prancis hanya percaya pada apa yang mereka dengar, mereka tidak mencoba menacari kebenaran sendiri. “Mereka tidak mencoba untuk membuka buku. Untungnya orang-orang di sekitar saya memahami Islam tak seburuk yang mereka percaya,” katanya.

Mereka bisa melihat Islam dari cara Matthieu berperilaku sehari-hari. “Mereka tahu cara saya berperilaku dengan mereka, saya juga menjadi siswa yang baik. Mereka yakin Islam tak seburuk yang diberitkan,”ujarnya.
Menurut dia tak sulit untuk belajar Islam. “Hanya perlu membaca dan belajar. Bisa lewat YouTube dan insyaallah kau akan menemukan sesuatu tentang Islam. Insyaallah,” ujarnya.

Redaktur: Ajeng Ritzki Pitakasari

Reporter: Dewi Murdaningsih