Menggapai Kedamaian di Dar Al-Hijrah

By Dyah Ratna Meta Novi
Menggapai Kedamaian di Dar Al-HijrahSalah satu makna masjid merupakan tempat bagi orang-orang untuk berkumpul. Masjid Dar Al-Hijrah yang ada di Virginia Utara, AS, benar-benar memenuhi makna itu. ''Saya ingin katakan, Dar Al-Hijrah merupakan pusat kehidupan komunitas Muslim,'' kata Shaker Elsayyed, imam Masjid Dar Al-Hijrah.

Elsayyed pun menguraikan bukti. Saat ibadah shalat Jumat, kata dia, masjid mampu menampung lebih dari 1.000 jamaah. Bahkan, para pengurus masjid berupaya mengakomodasi hingga 4.000 jamaah saat shalat Jumat, dengan menyelenggarakan tiga kali shalat. Ia bahkan yakin, jika ada sesi shalat Jumat keempat, pasti masih ada jamaahnya.

Menurut Elsayyed, jamaah yang selalu mendatangi masjid mencapai 500 hingga 600 orang. Ia juga menyatakan bahwa Dar Al-Hijrah merupakan masjid yang istimewa, sebab menjadi masjid pertama di AS yang menerjemahkan bacaan shalat Jumat bagi jamaah yang tunarungu. Ide ini telah muncul dua tahun lalu.

Dar Al-Hijrah, ungkap Elsayyed, layaknya masjid lainnya di AS. Artinya, masjid tak hanya digunakan sebagai tempat untuk menjalankan shalat. Masjid ini, juga dijadikan tempat kegiatan lainnya. ''Saat ada orang yang berselisih, kami yang menjadi hakimnya. Saat ada orang yang ingin berekonsiliasi, kami yang menjadi penengahnya.''

Saat orang ingin melangsungkan pernikahan, jelas Elsayyed, masjid ini juga menjadi tempat favorit. Pemakaman orang yang meninggal, juga menjadi urusan para pengurus masjid ini. Ia menambahkan, pengurus masjid menyediakan pula layanan pendidikan agama Islam. Kelas-kelas dibuka selama enam hari sepekan.

Dar Al-Hijrah, ujar Elsayyed, juga memerhatikan kepentingan kaum perempuan. ''Mereka sudah menjadi bagian integral sejak pertama kali masjid ini didirikan. Mereka memiliki tempat sendiri untuk shalat. Selain itu, kami juga memiliki kelas khusus bagi wanita, yaitu kelas komputer dan yoga,'' ujarnya.

Para wanita, kata Elsayyed, memiliki pintu masuk tersendiri. Hal ini sering disalahartikan dan dipandang negatif oleh non-Muslim. Padahal, para perempuan Muslim justru merasa dihargai dan memiliki privasi serta diakomodasi dengan baik.

Direktur Administrasi Masjid Dar Al-Hijrah, Samir Abo-Issa, mengatakan, pihaknya melayani masyarakat untuk mendapatkan pendidikan dari usia 4 tahun hingga SMU dan universitas. ''Kami mempunyai tiga sekolah untuk anak-anak, sekolah Qur'an pada hari Sabtu, dan sekolah pada Ahad,'' katanya.

Peristiwa 11 September
Elsayyed mengungkapkan, peristiwa 11 September 2001, juga berimbas pada Dar Al-Hijrah. Masjid ini pernah ditutup selama tiga hari setelah peristiwa itu. Sebab, pihak berwenang menuding ada jamaah masjid yang menjadi pelaku serangan itu. Ia mengatakan, pengurus masjid mengundang FBI untuk membuktikan tuduhannya.

Namun, jelas Elsayyed, ternyata sulit untuk membuktikan tuduhan dibandingkan membuat tuduhan. Dan akhirnya, sekitar 100 orang yang tinggal di sekitar masjid, membubuhkan tanda tangan untuk mendukung pembukaan kembali masjid tersebut. Akhirnya, Dar Al-Hijrah pun kembali beroperasi seperti semula.

Elsayyed mengungkapkan pula, kalangan masjid menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat di sekitarnya. Ia mengatakan, masjid tak tertutup terhadap komunitas lain yang memiliki keyakinan berbeda. Bahkan, Dar Al-Hijrah, terus meningkatkan upaya menjalin hubungan baik dengan pemeluk keyakinan lain.

Menurut Elsayyed, Dar Al-Hijrah, bahkan membangun klinik bersama dengan pemeluk Katolik. Ini merupakan salah satu contoh kerja sama komunitas Islam yang ada di Virginia Utara itu dengan masyarakat lainnya secara luas. ''Masjid ini, terbuka bagi semua orang, termasuk non-Muslim,'' ujarnya. Elsayyed juga mengisahkan, Dar Al-Hijrah bermula dari sebuah rumah kecil yang digunakan sebagai tempat ibadah umat Muslim  yang berubah menjadi masjid. taq