PAMEKASAN (voa-islam.com) – Setelah gegerkan umat Islam Bengkulu (3/1/2010) dan Sumenep (13/2/2010), VCD Pendeta Mengaku Habib kembali gegerkan Pamekasan Madura. VCD kesaksian dusta pendeta diedarkan satu paket dengan tiga buah buku kristenisasi: 'Siapa Membelenggu Tuhan', 'Jalan Tauhid ke Surga' dan 'Ya Tuhan Tertipulah Aku'.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pamekasan mengaku sedih atas beredarnya VCD pendeta dusta dan buku kristenisasi yang diedarkan misionaris kepada warga Kecamatan Pasean, Pamekasan.
Diketahui, Kecamatan Pasean, Pamekasan merupakan perbatasan antara Sumenep-Pamekasan. Sebelumnya telah dipastikan, penyebaran kristenisasi yang licik dengan modus yang sama itu meliputi empat kecamatan di Sumenep, yakni seperti Polsek Dasuk, Batu Putih, Manding dan Pasongsongan.
Kecamatan Pasean, Pamekasan sendiri merupakan perbatasan dengan Kecamatan Pasongsongan, Sumenep. "Kami akan langsung turun ke bawah. Namun, kami sendiri masih akan melihat secara detail ceramah yang ada di VCD tersebut," kata Ketua MUI Pamekasan, KH. Lalilurrahman, Kamis (18/2/2010) pada beritajatim.com.
...VCD kesaksian dusta pendeta diedarkan satu paket dengan tiga buah buku kristenisasi: 'Siapa Membelenggu Tuhan', 'Jalan Tauhid ke Surga' dan 'Ya Tuhan Tertipulah Aku'.
Sementara, Hosnan Mustafa Selaku Pengurus PCNU Kecamatan Pasongsongan mengaku bahwa di Desa Gendal Kecamatan Pasean yang jaraknya sekitar 1 km dari Pasongsongan ajaran sesat dalam VCD dan tiga buku juga sudah beredar. Namun, ia tidak tahu persis berapa warga yang sudah terjerumus mengikuti ajaran yang menyimpang itu.
Dusta Pendeta Markus Besar Sekali!!
Dalam VCD kesaksian Pendeta Markus yang sampai di redaksi voa-islam.com, rekaman VCD penghujatan itu berdurasi 90 menit, menampilkan ceramah kesaksian di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW).
Dalam ceramahnya yang kental dengan logat Suroboyoan, pendeta Muhammad Ali Makrus alias Markus itu banyak mengeluarkan kesaksian dusta, adu domba dan penodaan terhadap Islam dan kaum muslimin. Perhatikan kutipan ceramah Markus berikut:
...Ketika habis dari Madinah, saya keluar ke Afghanistan. Saya dipersiapkan untuk menjadi Laskar Jihad. Sebelum saya menjadi Laskar Jihad, saya benar-benar dibentuk waktu itu ada di Ambon. Saya bersama Ustadz Ja’far waktu itu...
“Ketika habis dari Madinah, saya keluar ke Afghanistan. Saya dipersiapkan untuk menjadi Laskar Jihad. Sebelum saya menjadi Laskar Jihad, saya benar-benar dibentuk waktu itu ada di Ambon. Saya bersama Ustadz Ja’far waktu itu. Karena Laskar Jihad ini merupakan sebuah laskar yang dipersiapkan betul untuk menghadapi kelompok-kelompok orang Kristen.
Terus lahirlah FPI itu sendiri. Pada saat itu di Jawa Timur masih kosong, belum ada gerakan FPI sama sekali. Sehingga Habib Rizieq waktu itu memanggil saya. Disampaikan bahwa seluruh dewan pengurus yang ada di FPI meminta saya untuk memimpin, menjabat FPI di Jawa Timur. Karena tugas FPI ini harus diserahkan kepada orang yang punya gelar habaib. Kalau tidak ada embel-embelnya habaib, ndak boleh. Akhirnya saya pimpin. Karena pemimpin FPI harus memiliki banyak kriteria, salah satunya tidak pernah kenal kompromi sama sekali, bengis, licik, picik. Itu sudah saya program. Pada tanggal 10 Januari tahun 2004 saya dilantik…”
Inilah bukti kedustaan Pendeta Markus dalam VCD kesaksian yang menggegerkan Madura:
Pertama, Pendeta Makrus Ali mengaku, sebelum jadi pendeta, dirinya adalah seorang habib yang bergelar Habib Ali Makrus At-Tamimi. Kesaksian ini dusta besar, karena di kalangan Arab, tidak ada habib yang memakai nama fam “At-Tamimi.” Gelar “At-Tamimi” itu bukan untuk kalangan habib, tapi kalangan “Sayyid.”
Kedua, Pendeta Markus sebelum jadi pendeta dia adalah ulama pentolan Laskar Jihad dan Front Pembela Islam (FPI). Markus mengaku ikut mendirikan Laskar Jihad bersama Ja’far Umar Thalib di Ambon. Ini adalah kedustaan yang nyata, karena Laskar Jihad tidak dibentuk di Ambon, melainkan didirikan dan dideklarasikan di Jakarta tanggal 17 April tahun 2000.
Ketiga, Pendeta Markus mengaku pernah kuliah empat tahun di Madinah pun murni kebohongan. Karena logat Arabnya selalu keliru dalam mengutip ayat Al-Qur’an. Misalnya: kata “ruhulloh” dibaca “roholulloh”, padahal anak TK Islam semuanya tahu bahwa huruf Arab itu tidak ada yang berbunyi “ho.” Kata “hattaa” dibaca “haataa”, surat “az-zukhruf” dibaca “as-sukruf,” dan seterusnya. Mungkinkah orang yang tidak bisa berbahasa Arab belajar di Arab?
Keempat, Pendeta Markus menceritakan bahwa ia dipercaya untuk melihat sumur Zamzam di Madinah karena ia memiliki gelar habib. Dusta ini sungguh menggelikan, karena semua orang tahu kalau sumur Zamzam itu ada di Mekkah, bukan di Madinah.
...Pendeta Markus menceritakan bahwa ia dipercaya untuk melihat sumur Zamzam di Madinah. Dusta ini sungguh menggelikan, karena semua orang tahu kalau sumur Zamzam itu ada di Mekkah, bukan di Madinah...
Kelima, Pendeta Markus menuding Ka’bah Baitullah dihuni oleh 8.888 jin yang dipimpin oleh jin yang bernama Huda Al-Fitiri. Karenanya umat Islam yang mencium Hajar Aswad ketika ibadah haji sama dengan mencium jin yang harus diperiksakan ke psikiater. Uraian ini tidak ada dasarnya sama sekali, melainkan halusinasi yang ditanamkan kepada jemaat gereja supaya bersikap alergi Islam.
Dari mana Pendeta Markus tahu kalau Ka’bah dihuni oleh 8.888 jin? Literatur kitab apa yang dibacanya? Jika tidak dari literatur, berarti tudingan itu hanya halusinasi pendeta Kristen yang mengaku bisa melihat dan menghitung jumlah jin. Padahal jin adalah makhluk gaib yang tidak bisa dilihat dengan mata kepala.
Yang bisa melihat jin adalah bangsa jin sendiri. Jika Pendeta Markus mengaku bisa melihat dan menghitung ribuan jin, apakah ia hendak mengatakan bahwa pendeta adalah bangsa jin yang bisa melihat makhluk halus?
Menuduh Al-Qur’an Salah dan Menyimpang
Selain memfitnah umat Islam dan akidahnya, Pendeta Markus juga membual jemaat dengan informasi keliru tentang Al-Qur’an dengan uraian sbb:
“… Terjadi kesalahpahaman. Contoh kecil, kalau kita melihat acara Idul Adha. Menurut Islam yang disembelih adalah Ismail, tapi menurut orang Kristen yang disembelih adalah Ishak… Tidak satupun ayat yang menyampaikan bahwa yang disembelih itu adalah Ismail. Tidak ada satupun ayat. Justru yang disembelih oleh Ibrahim menurut Al-Qur’an adalah Ishak. Jadi Al-Qur’an tidak pernah ngomong Ismail. Di dalam kitab suci Al-Qur’an yang diomongkan yang disembelih itu bukan Ismail.”
Uraian ini keliru 180 derajat. Dengan sastra yang tinggi dan indah, Al-Qur’an memaparkan kisah pengorbanan Nabiyullah Ismail olah ayahandanya, Ibrahim AS dalam surat As-Shaffat 99-112. Pada ayat 99-111 dikisahkan tentang tahapan ujian Allah kepada Ibrahim untuk menyembelih anak kandung yang shalih. Karena keikhlasan, kesabaran dan kepatuhan Ibrahim kepada Allah sudah teruji, maka ketika hendak disembelih, Allah menggantikannya dengan seekor sembelihan (kambing) yang besar (bi dzibhin ‘adhim).
Pada kisah penyembelihan itu memang tidak disebutkan siapa anak shalih yang hendak dikorbankan Nabi Ibrahim. Tapi ini tidak bisa dijadikan hujjah bahwa yang disembelih itu bukan Nabi Ismail. Karena setelah kisah penyembelihan ini dilakukan, maka pada berikutnya diberitakan kelahiran Nabi Ishak.
“Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang saleh” (Qs As-Shaffat 112).
...Pendeta Markus menuding Ka’bah Baitullah dihuni oleh 8.888 jin. Dari mana Pendeta Markus tahu? Apakah pendeta bisa melihat jin? Padahal yang bisa melihat jin adalah bangsa jin sendiri. Jika Pendeta Markus mengaku bisa menghitung ribuan jin, berarti ia adalah temannya jin..
Jika Nabi Ishak lahir setelah terjadinya peristiwa penyembelihan, maka secara otomatis anak shalih yang dikorbankan Ibrahim itu bukan Ishak melainkan Nabi Ismail. Kesimpulan ini semakin jelas bila dibaca dalam nas Al-Qur’an dalam bahasa aslinya: “wa basy-syarnaahu bi ishaaqa nabiyyan minas-shalihin.” Huruf “wawu” dalam kata “wa basy-syarnaahu” (Dan Kami beri dia kabar gembira), dalam ilmu nahwu disebut "wawu ‘athfin lit-tartibi bil-ittishaal" (huruf wawu penghubung kalimat yang menunjukkan urutan kronologis peristiwa).
Sebaliknya, kisah pengorbanan Nabi Ibrahim (Abraham) yang paradoks justru terjadi dalam Alkitab (Bibel):
“Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu” (Kejadian 22:2).
Ayat ini dijadikan sebagai dasar oleh umat Nasrani untuk menunjukkan bahwa yang dikorbankan Abraham bukan Ismael melainkan Ishak. Padahal, penyebutan Ishak sebagai anak tunggal Abraham patut dipertanyakan. Karena Ismael dalam Alkitab berusia lebih tua 14 tahun dibandingkan Ishak. Ingat: Ismael dilahirkan ketika Abraham berusia 86 tahun (Kej 16:16) dan Ishak dilahirkan ketika Abraham berusia 100 tahun (kej 21:5).
Secara otomatis, Ismael pernah jadi anak tunggal Abraham selama 14 tahun. Sedangkan Ishak tidak pernah jadi anak tunggal Abraham, karena sampai akhir hayat Abraham, Ismael dan Ishak sama-sama masih hidup. Buktinya, mereka berdua bersama-sama menguburkan Abraham ke pemakamannya di gua Makhpela di padang Efron bin Zohar (Kej. Pasal 25:9).
Jika faktanya Ismael pernah jadi anak tunggal Abraham dan Ishak tidak pernah jadi anak tunggal Abraham, kenapa ada ayat yang menyebut Ishak sebagai anak tunggal Abraham?
Umat Islam dan Kristen harus cerdas dan dewasa. Jangan mudah dibodohi oleh para penipu ulung berwajah pendeta yang mengeruk keuntungan pribadi dengan jalan ceramah kesaksian dusta di rumah ibadah.
Waspadai pendeta Markus yang mengaku bernama Islam Habib Muhammad Makrus Ali At-Tamimi. Tangkap orang yang mengedarkan VCD kesaksiannya, adili sesuai dengan hukum yang berlaku. [taz]