Beban Sejarah Membuat Mualaf Yunani Harus Sembunyikan Agama Barunya

image REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA - Yunani punya hubungan yang tak mengenakkan dengan Turki di masa lalu. Imbasnya, segala hal yang berbau Turki membuat publik Yunani alergi, termasuk agama Islam.

Bahkan, seperti dikatakan Tina Stylianidou, yang setelah menjadi Muslim memutuskan pindah ke negara lain, sejak kanak-kanak, rasa benci itu sudah ditanamkan. "Tak hanya benci Turki, mereka juga diajarkan benci Islam," katanya.

Yunani - yang diduduki oleh Turki selama lebih 400 tahun - mengajarkan padanya untuk percaya bahwa untuk setiap kejahatan yang dilakukan terhadap orang-orang Yunani, Islam yang bertanggung jawab. Bahwa Turki adalah Muslim dan kejahatan mereka mencerminkan keyakinan agama mereka. "Jadi selama ratusan tahun kami diajarkan dalam sejarah kami dan buku-buku agama untuk membenci dan mengolok-olok Islam," tambahnya.

Di sekolah, ia mendapat pelajaran bahwa Islam sebenarnya bukan agama dan Muhammad  adalah bukan seorang nabi. "Dia hanya seorang pemimpin yang sangat cerdas dan politisi yang mengumpulkan sejumlah aturan dan hukum dari orang-orang Yahudi dan Kristen, menambahkan beberapa ide sendiri dan menaklukkan dunia." Hampir di semua jenjang, pelajaran tak resmi yang diberikan adalah: membenci Islam.

Dalam situs komunitas online global Muslim Yunani, sebagian besar mualaf Yunani membuat keputusan sadar memeluk Islam di luar negeri. Hanya segelintir yang berislam di negerinya. Itupun dengan catatan, mereka menyembunyikan keyakinan barunya dari keluarga mereka di tanah air asalnya.

"Ini adalah jalan, pengalaman sulit untuk mengubah agama Anda menjadi Muslim di sini," ujar pria yang minta hanya ditulis sebagai profesor "K", pakar Filsafat Perbandingan di Universitas Athena.

Di Yunani, katanya, ada tradisi mengelu-elukan Muslim yang murtad namun tidak sebaliknya, pada mualaf. Banyak Muslim setiap tahun dibaptis menjadi Kristen Ortodoks di gereja-gereja mereka, sebagian karena alasan pernikahan.

Sebaliknya, mualaf akan dihujat oleh komunitasnya, bahkan tak jarang diusir dari lingkungannya dan keluarganya dikucilkan.

Maka tak ada pilihan, mualaf asal Yunani memilih untuk menyembunyikan keislamannya, demi menjaga keluarga besarnya. Atau seperti pilihan yang diambil Tina Stylianidou dan mualaf lain; mencoba peruntungan baru dengan berpindah ke luar negeri.

Redaktur: Siwi Tri Puji B