Mark Shaffer: Menemukan Ketentraman dalam Shalat (Bag 2)

image

Setelah kembali ke hotel, tiba-tiba Shaffer menyampaikan sebuah keinginan yang tak terduga kepada Dhawi. ‘’Saya ingin masuk Islam,’’ ungkap Shaffer.

Dhawi pun bergembira mendengar ucapan itu. Ia lalu mempersilakan Shaffer untuk membersihkan diri.  ‘’Silahkan Anda mandi terlebih dahulu.’’

Setelah mandi, Dhawi kemudian membimbing Shaffer mengucapkan dua kalimah syahadat. Kemudian, sang pengacara kondang itu menunaikan shalat sunnah dua rakaat. Setelah itu, Shaffer mengungkapkan keinginannya untuk mengunjungi dan shalat di  Masjidil Haram, Makkah,  sebelum meninggalkan Arab Saudi.

Untuk dapat mewujudkan keinginan tersebut, Shaffer pergi ke kantor Dakwah dan Irsyad di kawasan Al-Hamro’ Jeddah untuk mengambil bukti formal keislamannya agar dapat memasuki kota Makkah dan Masjidil Haram. Lalu ia pun diberi sertifikat sementara masuk Islam.

Shaffer diantar ke Kota Suci Makkah oleh seorang guru agama yang baru dikenalnya di Jeddah, Ustaz Muhammad Turkistani. Lantaran, rombongannya harus kembali ke Amerika pada sore hari, sang advokat pun menyempatkan diri melihat Ka’bah dan shalat di Masjidil Haram pada pagi harinya.

Setibanya di Makkah, Shaffer langsung menuju ke Masjidil Haram. Di sana ia menyempatkan diri untuk menunaikan shalat. Terkait kunjungan Shaffer ke Masjidil Haram, Ustaz Turkistani menceritakan: ''Setelah Shaffer mendapatkan sertifikat Islam,  kami pun langsung berangkat menuju Masjidil Haram yang mulia.’’

Saat menyaksikan Masjidil Haram, menurut Ustaz Turkistani, Shaffer  tampak bahagia. ‘’Wajahnya sangat cerah dan memancarkan kegembiraan yang luar biasa. Ketika kami masuk ke dalam Masjidil Haram dan menyaksikan langsung Ka’bah, kegembiraannya semakin bertambah. Demi Allah saya tidak bisa mengungkapkannya dengan lisan akan pemandangan tersebut,’’ paparnya berkisah.

Setelah tawaf mengelilingi Ka’bah yang mulia, Shaffer shalat sunah dan kemudian keluar dari Masjidil Haram. Ustaz Turkistani mengungkapkan, Shaffer terkesan  sangat berat untuk berpisah dengan Masjidil Haram. Suatu saat, ia berharap akan kembali shalat di Masjidil Haram. REPUBLIKA.CO.ID, 

Redaktur: Heri Ruslan

Reporter: Nidia Zuraya