Konon, sebagai reaksi terhadap kaum Farisi yang bersekongkol melawannya, Yesus meninggalkan satu wilayah kemudian pindah ke wilayah lainnya. Banyak sekali orang yang konon mengikutinya, dan ia konon melakukan banyak penyembuhan mukjizati, sementara memerintahkan kelompok orang itu untuk "tidak membuatnya terkenal". Lagi2 Matius menempatkan pemenuhan nubuat dalam peristiwa2 ini. Berikut petikan Matius:
12:17 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:
12:18 "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada orang-orang non Yahudi. **
12:19 Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan.
12:20 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.
12:21 Dan pada-Nyalah orang-orang non Yahudi akan berharap." **
Ayat yang dibicarakan di atas berasal dari Yesaya. Yang menarik, dalam menyuguhkan keterangan ini, Matius tampaknya melompat ke sana ke mari antara teks berbahasa Ibrani dan Septuaginta berbahasa Yunani, dengan menggunakan makna yang paling sesuai dengan tujuan2 teologinya pada saat itu. Dan demikianlah kita akhirnya menerima terjemahan akhir yang diberikan oleh Matius yang sudah agak terdistorsi dari kata2 Kitab Yesaya sebenarnya, yang dikutip di bawah ini:
42:1. Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.
42:2 Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan.
42:3 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.
42:4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.
Perbandingan antara terjemahan Yesaya yang dilakukan Matius dengan keterangan asli Yesaya mengilustrasikan perhatian Matius dengan menekankan dan membenarkan dugaan kerasulan Yesus untuk orang2 non Yahudi. Ini khususnya tampak jelas dalam pernyataan yang dikarang Matius, "dan pada-Nyalah orang-orang non Yahudi akan berharap," yang TIDAK ADA dalam ayat Yesaya sebenarnya. Inilah kali kedua bias Matius terhadap kenabian untuk orang2 non Yahudi itu muncul ke permukaan (baca: Distorsi Matius 7). Karena ini merupakan kejadian yang kedua, maka harus ditekankan lagi bahwa Yesus secara khusus membantah bahwa ia mengemban misi kenabian untuk orang2 di luar Bani Israel. Dalam bentuk orisinilnya, ayat Yesaya mungkin bisa diterapkan kepada Yesus, tetapi ia juga bisa diterapkan kepada nabi2 Allah yang lain. Singkatnya, kain pakaian itu begitu besar dan banyak sehingga ia bisa mencakup banyak individu yang berbeda, dan tidak ada hal yang cukup spesifik dalam keterangan itu yang bisa dengan tepat menunjukkan identifikasi Yesus.
Keterangan:
** "orang-orang non Yahudi", dalam versi Alkitab Indonesia diubah menjadi "bangsa-bangsa". Tujuannya sudah jelas, yaitu untuk menciptakan persamaan antara teks Yesaya dengan pemenuhan nubuat yang dikarang Matius. Sebagai perbandingan, lihat versi Alkitab: Douay Rheims, King James Version 1611, dan New American Bible.
Secara tekstual, jika diteliti secara cermat ayat2 Yesaya yang dikutip Matius, maka akan terlihat 4 perubahan yang sangat mencolok, yaitu:
1. Frasa "yang Kupegang" dalam Yesaya diganti dengan "yang Kukasihi". Matius ingin menunjukkan bahwa Yesuslah orang yang paling dikasihi Tuhan. Jelas, ada niat busuk dari pengarang Matius.
2. Frasa "Aku" dalam Yesaya diganti dengan "jiwa-Ku". Matius ingin menunjukkan bahwa jiwa Yesus berisi jiwa Tuhan. Ini juga tak lain merupakan hayalan Matius belaka.
3. Kata "telah" dalam Yesaya diganti dengan "akan". Matius ingin menunjukkan bahwa "Roh Tuhan" itu baru akan diturunkan kepada Yesus ketika Yesus selesai dibaptis oleh Yohanes Pembaptis (baca: Matius 3:16-17). Ini juga merupakan akal2an Matius dan para pengarang injil2 kanonik lainnya.
4. Frasa "bangsa-bangsa" dan "segala pulau" dalam Yesaya diganti dengan "orang-orang non-Yahudi". Matius ingin menunjukkan bahwa kerasulan Yesus adalah bersifat "universal", bukan hanya untuk orang2 Yahudi saja sebagaimana pernyataan Yesus sendiri dalam Matius 10:5-6 dan 15:24. Jelas sekali, Matius telah mengada2kan sendiri pemenuhan nubuat Yesaya tersebut.
Wassalaam.