By Republika Newsroom
Allah SWT telah menurunkan keteladanan yang sangat istimewa pada diri Nabi Nabi Ayub AS. Begitu pentingnya keteladanan itu menjadikan sisa peninggalan berupa makam nabi yang sangat terkenal dengan kesabarannya itu banyak dikunjungi orang. Makam itu berada di tengah kampung terpencil yang dikelilingi kebun zaitun, di Suriah. Sekelompok kecil warga bersedia mendedikasikan diri untuk menjaganya. Mereka terus menghiasi makam sang nabi dengan tadarus yang begitu nikmat untuk diresapi.
Pada mulanya, Nabi Ayub hidup dengan kekayaan dan keturunan yang penuh barokah. Hartanya berlimpah, dan anak-anaknya menjadi teladan yang sangat menawan. Kemudian Allah SWT memberinya ujian yang menurut ukuran kita saat ini sangat berat. Harta kekayaannya diambil Allah SWT sebagai ujian pertama. Setelah itu, anak-anaknya dipanggil menghadap-Nya satu per satu.
Kedua ujian tersebut tetap membuat Nabi Ayub bersabar. Ujian berikutnya adalah tubuh nabi Ayub didera luka yang terus membusuk. Sampai akhirnya beliau diusir dari kampung halamannya. Sungguh ujian yang sangat berat. Sampailah, Rahmah, istri Nabi Ayub, teruji keimanannya. Dia meminta suaminya untuk berdoa kepada Allah SWT agar penyakit yang sudah bertahun-tahun mendera itu segera disembuhkan.
Bagaimana Nabi Ayub menanggapi permintaan ini? Sungguh mengharukan. Beliau justru terlihat begitu marah dengan permintaan itu. Nabi Ayub merasa keimanan istrinya mulai terkikis. Beliau juga merasa malu untuk mengajukan permintaan itu karena Allah sudah memberikan kenikmatan yang begitu banyak.
Sungguh sebuah keteladanan yang membuat kita malu. Saat ini, begitu banyak keluhan dan permintaan yang selalu kita ungkapkan dalam setiap kesempatan berdoa. Sementara keimanan kita saat ini pada umumnya masih sangat jauh dibanding keimanan Nabi Ayub.
Seorang pelukis ternama, Jeihan pernah berpesan dalam sebuah kesempatan mengenai tema-tema penting yang tidak boleh tertinggal saat berdoa. Selama ini, kata Jeihan, dirinya setiap berdoa ada dua pesan yang tidak pernah tertinggal, yakni: berterima kasih dan mohon diampuni dosanya. irf