MOSKOW -- Michael David Shapiro memutuskan menjadi muslim setelah mempelajari tiga agama monoteisme. Pencariaannya dimulai sejak ia berusia 19 tahun.
Sebelumnya, ia tidak memiliki keyakinan pasti terhadap Tuhannya. Tujuan hidupnya hanya untuk menjadi bintang rock. Ketertarikannya itu mulai bergeser dari seks dan narkoba menuju pencarian kebenaran. Dalam pencariannya, ia bertanya pada dirinya sendiri tentang berapa banyak Tuhan yang ada diluar sana.
“Saya pikir hanya satu, mengetahui bahwa Allah dibagi , lebih lemah dari Tuhan Yang Maha Esa. Dengan pertimbangan bahwa jika salah satu Tuhan tidak setuju dengan yang lain, mungkin ada argumen dan permusuhan. Satu Allah adalah pilihan saya.”, paparnya seperti dilansir onislam.net, Kamis (17/7)
Ia pun memtuskan untuk memulai pencariannya dengan menganalisis keberadaan Tuhan bagi kaum atheis maupun teis. Dalam pencariannya, ia teringat pada kutipan “Seiap desain memiliki desainer”. Berangkat dari kutipan tersebut, ia yakin Tuhan itu pasti ada. Semangat yang baru ditemukannya ini disertai dengan rasa tanggung jawab untuk mengikuti Sang Pencipta. Dunia,
Lalu ia bertanya pada dirinya sendiri dari mana harus memulai. Tuhan yang mana? Ia pun memutuskan untuk mendatangi orang-orang monoteistik. Karena mereka mengakui Tuhan Yang Maha Esa.
Ia mulai dengan Yahudi, karena memang ia adalah seorang Yudaisme. Dalam ajarannya, Yahudi memiliki beberapa nabi, 10 perintah, Taurat dan jiwa Yahudi. Jiwa Yahudi adalah ajaran yang dipertanyankannya. Jika seseorang terlahir sebagai Yahudi, maka mereka memiliki jiwa Yahudi, dan mereka harus mengikuti Yudaisme.
“Jadi Tuhan membuat jiwa Yahudi, Kristen dan jiwa, dan jiwa Muslim, dan jiwa Hindu? Saya pikir semua orang diciptakan sama? Jadi, karena seseorang lahir menjadi agama yang berarti dengan perintah Allah ia harus tetap tinggal di situ. Bahkan jika orang percaya bahwa itu palsu? Saya tidak setuju dengan itu.” Ia mengungkapkan.
Selain itu, tidak ada konsep yang jelas tentang neraka dalam Yudaisme. Ia mempertanyakan kenapa manusia menjadi baik dan manusia tidak berdosa. Untuk itu mengapa harus ada sanksi tegas dan manusia harus bermoral. Ini yang membuatnya terganggu.
Kemudian ia menemukan Kristen. Dasar dari agama monoteis, Tuhan Yang Maha Esa. Namun, dalam Kristen terdapat konsep trinitas. Jika dijumlahkan ada tiga Tuhan, yakni, Tuhan Allah, Anak, dan Bunda Maria. Logikanya tidak menerima ini. apapun penjelasan, persamaan, perbandingan dan analoginya tidak bisa diterimanya.
Di agama Kristen doktrin utamanya, Yesus mati untuk dosa-dosa manusia dan ia melaukan itu karena manusia tercemar dosa. Yesus Kristus, anak Allah, harus dbunuh untuk menyelamatkan umat manusia dari neraka dan menyembuhkan manusia dari dosa.
“Jadi Kristen mengatakan bahwa kita semua lahir sebagai orang berdosa? Dosa adalah ketika melakukan sesuatu yang salahkan? Lalu dia bilang bahwa bayi berusia satu tahun berdosa atau melakukan sesuatu yang salah? Ok itu aneh, jadi didasarkan pada tindakan satu orang, semua manusia harus menderita? Apa moral dari cerita itu? Menghukum seluruh kelompok jika seseorang menyimpang? Mengapa Allah menciptakan aturan tersebut? Itu tidak sesuai dengan logika saya.” tuturnya.
Selanjutnya Islam. Islam berarti penyerahan. Keyakinan utama agama ini, katanya, satu Tuhan, menyembah lima kali sehari, memberikan 2,5 persen amal tahunan, berpuasa pada bulan Ramadhan dan melakukan perjalanan ke Makkah untuk haji bagi yang mamu secara finansial. Ia beranggpan tak ada yang bertentangan dengan logikanya.
“Tidak ada yang bertentangan dengan logika saya di sini. Alquran adalah sebuah buku dengan semua ini keajaiban yang menarik dan kebijaksanaan abadi. Banyak fakta-fakta ilmiah hanya ditemukan baru-baru ini tapi sudah tertuliskan 1.400 tahun yang lalu dalam kitab ini.”
Islam pun menjadi agama yang menarik untuk dipelajari. Selanjutnya ia menemukan puluhan ayat dalam Alquran setuju dengan ilmu pengetahuan modern dan teknologi. Selain itu ada banyak ayat yang menarik perhatiannya. Islam. Banyak ayat yang menjelaskan tentang agama yang bernama Islam. Ini yang tidak ditemuinya pada kitab suci agama sebelumnya.
Ia pun menganalisis Yudisme berasal dari kata juda dan ism. Lalu siapa Juda ata Yehuda?, katanya. Dia hanya seorang pemimpin suku Ibrani ketika Allah menyatakan pesan-Nya kepada umat manusia. Jadi agama ini dinamai oleh seseorang.
Lalu beranjak pada Kristen. Kristen berasal dari kata kristus dan ianity. Kristus adalah orang yang menyampaikan pesan Allah pada orang-orang Yahudi. Jadi agama ini juga dinamai oleh seseorang.
“Nama-nama ‘Kristen’ dan ‘Yudaisme’ tidak tertulis dalam Kitab Suci. Manusia menamai mereka, bukan Tuhan. Gagasan bahwa Tuhan akan menahbiskan agama bagi umat manusia untuk mengikuti tanpa nama adalah mustahil bagi pikiran saya untuk menerima.” tuturnya.
“Pada saat itu, baik Kristen dan Yahudi kehilangan kredibilitas mereka sebagai agama murni, logis, dan lengkap, setidaknya dari perspektif saya.”
Baginya, Islam satu-satunya agama yang memasukkan nama Islam dalam kitab sucinya. Ini yang membuatnya sadar dan memutuskan untuk menjadi seorang Muslim. “Saya tahu yang sebenarnya. Saya sudah keluar dari kegelapan. Saya datang ke cahaya”, ia mengakhiri. republika.co.id