Masa lalu yang dilalui Abdullah Abdul Malik sangatlah gelap. Sampai-sampai dia enggan lagi menyebut nama aslinnya sebelum masuk Islam. Sebelum menemukan Islam, dia adalah generasi hip hop yang dekat dengan narkoba dan kehidupan brutal. Kini dia sudah berusia 28 tahun.
Ini adalah tahun kelima bagi dia dalam menikmati kehidupan Islam. Abdullah lahir dan tumbuh di Pennsylvania dalam masyarakat yang sebetulnya hidup cantik. Sepak bola adalah olah raga yang sangat digemarinya.
Begitu menginjak dewasa, dia mulai gemar mendengarkan musik rap dan film-film yang menonjolkan aksi kekerasan. Dari situ dia kemudian yakin bahwa hidup harus dijalani penuh kekerasan dan kemaksiatan. Dia pun memulai perkenalkannya dengan dunia gelap. Saat itu, Abdullah merasakan kebiasaan buruknya sebagai sesuatu yang menyenangkan.
Tokoh-tokoh dalam film kekerasan dan para penyanyi rap yang identik dengan ketidakteraturan pun kemudian menjadi model panutannya. Jalan pikiran sebagian film kekerasan dan syair rap bahwa hidup adalah merampok, pun sangat mempengaruhi kehidupannya. Kini dia baru menyadari betapa bahayanya musik dan film negatif bagi kehidupan para penggemarnya.
Saat usianya menginjak bangku sekolah menengah, dia mulai berkenalan dengan marijuana (salah satu jenis obat terlarang). Tak hanya mengonsumsi, saat itu dia juga ikut menjadi pengedar barang haram tersebut. "Saat itu, saya merasa kosong. Teman yang saya punya, bukanlah teman yang sejati," ujar dia mengenang masa lalunya.
Menginjak masa remaja, kedua orang tuanya terbelit masalah finansial kemudian pindah ke Florida. Tapi Abdullah saat itu memilih untuk tetap tinggal di Pennsylvania. Dalam kondisi tersebut, dia mengembangkan perdagangannya hingga masuk jaringan polisi setempat. Tahun 2004, dia harus menikmati saat yang menyulitkan di penjara.
Saat itulah dia menghentikan segala aktivitas penuh dosa. Keluar dari penjara, dia bertemu dengan seorang berusia paruh baya yang beragama Islam. Abdullah tidak menyebutkan orang yang dimaksudkannya itu. Dia pun mulai berbicara soal Islam dengan orang itu. "Saya tanyakan ke dia, apa bisa saya memeluk Islam, tapi tetap mempercayai Yesus," kata Abdullah.
Orang yang ditanya pun memberi jawaban yang sangat bijak. Sosok itu menjelaskan bahwa Yesus adalah orang yang punya kedudukan tinggi dalam agamanya, tapi bukanlah Tuhan. Abdullah menjelaskan bahwa orang itu mengungkapkan, Islam mengakui seluruh nabi mulai dari Adam AS hingga Muhammad SAW. Sedangkan Tuhan orang Islam hanyalah satu Yang Maha Esa dan tidak ada pembandingnya.
Percakapan ini sangat menyentuh hatinya. Pemikiran dan jalan hidupnya pun mulai berubah. Suatu malam, orang itu memberinya Alquran untuk dipelajari. "Saya berterima kasih kepadanya, dan mulai membaca Kitab pemberiannya," ujar dia. Hidayah pun turun kepadanya. Dari Alquran dia menemukan banyak sekali kebenaran dan Islam.
Kini, dia menjadi penjaga sekolah dan punya rencana untuk bisa keliling dunia untuk membantu orang-orang bernasib kurang beruntung sambil berdakwah. "Ketika Anda hidup keliru, kemudian menemukan kebenaran, maka kebenaran itu tampak sangat terang," tutur dia. Atas hidayah yang diterima, dia pun mengaku sangat bersyukur. Dia telah berhasil mengubah kehidupannya dari jalanan, menuju penjara, dan akhirnya berlabuh dalam Islam.
Redaksi - Reporter
Red: irf
Sumber Berita: readingislam