Mualaf Butuh Dirangkul dan Diayomi

image

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pembinaan terhadap para mualaf setelah mereka menyatakan keimanannya, masih terasa minim. Padahal, tantangan yang dihadapi para mualaf tidak sedikit. Selain pengusiran dari rumah, mereka juga berhadapan dengan masalah ekonomi.

''Sebenarnya, ada satu hal yang dibutuhkan, yaitu  semacam Rumah Singgah Mualaf dan kalau bisa di tengah kota. Nantinya, Rumah Singgah Mualaf inilah yang akan menjadi semacam pesantren bagi para mualaf," kata Ustadz Anwar Sujana kepada  Damanhuri Zuhri dari Republika.

Mualaf, katanya, perlu dirangkul dan diayomi. Menurutnya, banyak pula dari mualaf itu yang terkucilkan dari keluarga. "Saya prihatin sekali,  belum lama ini ada seorang mualaf yang datang kepada saya dalam keadaan menangis setelah diusir keluarganya,'' kata Kepala Bagian Pembinaan Mualaf Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Menteng Jakarta Pusat ini.

Di MASK, jumlah mualaf dan calon mualaf yang dibina sangat besar jumlahnya, dimana 20-30 persennya merupakan warga negara asing. bagi mereka, materi dasar keislaman diberikan dua pekan sekali. Begitu juga materi fikih dan ibadah.

Redaktur: Siwi Tri Puji B

Reporter: Damanhuri Zuhri