Eva Vergaelen: Putriku Seorang Muslim

mualaf (ilustrasi)Eva Vergaelen tak menyangka, Nele, putinya akan memeluk Islam. Nele selanjutnya mengganti namanya menjadi Nawal. "Ia memilih nama itu sendiri," ungkap Eva, seperti dilansir onislam.net, Selasa (8/4).

Kabar keislaman Nele, merupakan hal mengejutkan. Eva tidak pernah menyadari Nele tertarik pada Islam. Awalnya, Eva merasa perlu menjaga jarak, namun pada akhirnya ia butuh mendekatkan diri dengan pilihan putrinya.

"Ketika saya mencoba itu, ia kenakan jilbab. Saya merasa tidak nyaman," ungkap dia. Eva mengungkap banyak orang menatapnya saat itu. Hal ini yang mempengaruhi komunikasi dengan Nele.

Berjalannya waktu, Eva kerap menjadi mediator antara putrinya dan keluarga. Eva merasa perlu memainkan peran itu dengan harapan, putrinya mendapat perlindungan terhadap hak-haknya. "Di luar saya melihatnya sebagai putriku, ia seorang Muslim dengan hati yang indah," kata dia.

Eva menyadari terkadang dalam praktek Islam seperti jilbab, memiliki simbol yang luar biasa yakni kesetaraan gender. Ini jelas berbeda dengan tradisi Kristen, yang memperlihatkan makna perjuangan gender itu terlihat dari gaya berpakaian yang serba terbuka. 

Selain itu, lanjut dia, ada tradisi Kristen begitu mirip dengan Islam, seperti misal puasa, doa dan bermeditasi (dzkir). Perbedaannya jelas, Islam tidak membolehkan Muslim mengkonsumsi alkohol dan babi. Ini yang dilakukan Nele ketika berkumpul bersama keluarga.

"Ini yang membuat saya selalu berpikir. Saya khawatir Nele akan terisolasi dari masyarakat," kata dia. "Tapi saya bangga padanya, memilih Islam bukanlah hal yang mudah. Walau dia Muslim, ia tetap putriku," kata Eva.

Kisah Nabi Saleh

Nele, atau kini bernama Nawal ketika berusia 17 tahun selalu bertanya pada dirinya sendiri. Apakah ia harus percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW.

"Ya aku percaya itu," kata Nawal.
Selang kemudian, Nawal membaca kisah Nabi Saleh. Nawal tertarik dengan kisah ini karena memperlihatkan bagaimana keimanan itu lahir. Ini yang mengetuk pikiran Nawal, apakah ia benar-benar sudah percaya dengan Allah dan Rasul-Nya.

"Alhamdulillah, saya mengubah hati dan pikiran saya untuk itu," kenang dia.
Beralih menjadi Muslim bukanlah hal mudah. Keluarganya tentu akan menolak keputusannya itu. Ini artinya ada perbedaan besar yang akan dihadappinya. "Saya sudah memperkirakan apa nyang akan terjadi. Meski mereka tidak memahami keputusan saya, mereka ingin mempelajari Islam dengan baik," kata Nawal.

Tak terasa, sudah sembilan tahun, Nawal menjaid Muslim. Banyak hal yang sudah dipelajarinya. Ilmunya kian bertambah dan temannya semakin banyak. http://www.republika.co.id