Bangkitnya Kelas Menengah Muslim Redam Ekstremisme

By Republika Newsroom
Bangkitnya Kelas Menengah Muslim Redam EkstremismeWASHINGTON--Runtuhnya menara WTC pada 11 September 2002 menjadi momen yang sangat merugikan citra Islam. Setelah kejadian itu, dunia Barat lebih senang melihat Islam sebagai gerakan ekstrem yang menyuburkan radikalisme. Kewirausahaan Muslim, bisnis Islam, keikutsertaan dunia Islam dalam perekonomian dunia, tak pernah dipandang serius.

Menurut Guru Besar Politik Internasional di Universitas Tufts, Massachusetts, Amerika Serikat (AS) menilai bahwa peran serta Muslim dalam perekonomian dunia masih dianggap sebagai teka-teki. "Padahal, kebangkitan kelas menengah Muslim terjadi di banyak negara," ujar dia dalam siaran televisi Aljazeera.

Kelas menengah Muslim ini, menurut dia, menjanjikan kesejahteraan bagi dunia Islam dan diyakininya bisa meredam pandangan yang mengaitkan Islam dengan ekstremisme. Dalam definisi dia, kelas menengah adalah lapisan masyarakat yang memiliki peran dalam menggerakkan roda perekonomian, perubahan sosial, juga memberi kontribusi besar dalam kehidupan bernegara.

Dia juga mengungkapkan, saat ini mulai bangkit para entrepreneur Muslim di berbagai negara seperti Malaysia, Indonesia, Turki, juga Dubai. "Mereka bukanlah pengusaha yang kaya karena minyak," tutur dia. Para kelas menengah ini, menurut Nasr, tumbuh dengan menjalankan bisnis di berbagai sektor.

Turki, dinilainya, sebagai salah satu model yang kebangkitan kelas menengah Muslimnya terlihat signifikan. Kelas menengah Muslim di Turki, kata penulis buku 'Forces of Fortune -the Rise of the New Muslim Middle Class and What It Will Mean for Our World' itu sangat dekat dengan pasar dan berhubungan baik dengan bisnis dunia. aljazeera/irf